Ingin Kaya dengan Mudah?


Ingin kaya dengan mudah? selama ini sudah buang banyak modal tenaga, dan waktu tapi tak menghasilkan apapaun? coba aplikasi online ini, dan kamu akan mendapatkan banyak uang tanpa harus bersusah payah bekerja, bisa dilakukan dimanapun, kapanpun, yang penting ada akses internet.

Dengan modal sedikit, tapi bisa dimanfaatkan seumur hidup..

gabung bersama kami

http://www.pedeaja.com/index.php

Belajar dari Bank


Aku pernah ceritakan pada catatan yang lalu-lalu, tentang rekening yang harus dipindahkan ke Bank yang lain. Singkat cerita, siang ini aku melakukannya. Seperti biasa, aku selalu terkesan dengan apa yang kutemui di bank. Bukan karena aku dari desa yang jauh dari peradaban tentunya, karena bank hanya beberapa meter dari rumahku. Aku suka bank, karena banyak sekali pelajaran yang bisa diambil.

Pertama, kita akan menyadari bahwa bank adalah tempat dimana kita bisa bertertib ria. Lihat saja, setiap bank selalu menyediakan kartu antrian, itupun sangat terorganisir dengan baik. Ada kartu antrian untuk melayani pengambilan dan penarikan saldo, ada kartu antrian yang dikhusus-kan bagi nasabah yang ingin melakukan konsultasi atau memberikan keluhan pada customer service, biasanya untuk beberapa bank kecil customer servise merangkap tugas sebagai front office.

Kebanyakan pelayan atau katakanlah customer service bank, dipilih orang dengan penampilan menarik, seperti yang melayaniku siang ini. Dengan balutan kemeja dinas dan rok pendek, perempuan yang kutaksir berumur sekitar dua puluh empat tahun ini terlihat cantik, juga seksi tentunya. Make up nya minimalis dengan senyum yang selalu menghiasi wajah. Sebagai seorang wanita karier gayanya cupuk simple dan casual (padahal aku tak paham gaya casual itu semacam apa).saking ramahnya aku sering curiga kalau customer service itu tukang gossip dengan nasabah, lihat saja mereka akan melayani dengan sangat detail dan lama sekali, bisa-bisa customer service yang hanya dtugaskan untuk menangani masalah perbankan beralih profesi menjadi pendengar curhat atau konsultan rumah tangga.

Tapi agak kurang menyenangkan, ketika samping kita adaah nasabah yang pendiam, sementara kita adalah orang yang seumuran. Bisa bayangkan tidak sih, kalau lima jam kemudian keadaan masih tetap sama, krik krik krik.. intinya kira-kira seperti itulah yang aku rasakan siang itu. Di sampingku duduk seorang mahasiswa, dari kaos yang digunakan aku tahu dia anak Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Benar-benar suasana sangat sepi, dia sibuk dengan siamnya,s edang aku sibuk melihat-lihat sekeliling, seperti orang linglung.

Akan tetapi hal paling menarik saat itu adalah ketika aku melihat seorang wanita yang sudah berumur dengan dandanan yang menurutku berlebihan (kalau menaksir usianya sih). Beliau berpose dengan sangat pedenya di depan tempat pengambilan formulir penyetoran, seorang anak kecil mungkin masih balita, menenteng ponsel berkamera dan langsung membidik pose (neneknya mungkin). Ingin aku tertawa,di tempat umum seperti ini, di sebuah ruangan bank, aku pikir berpose sedemikian percaya dirinya adalah sangat tidak tepat. Teryata wanita-wanita berumur sekarang ini juga memiliki sifat narsistik tinggi, melebihi anak-anak muda. Ya meskipun aku sendiri termasuk orang yang sangat narsis dan sering jepret-jepret, namun setidaknya aku masih memperhatikan tempat dan waktu serta kondisi saat itu.

Well, terakhir tentang bank mungkin, aku paling senang dengan satpam bank. Jangan terlau dipikirkan secara negative. Namun menurutku, satpam bank itu istimewa, hehe.. mereka cenderung lebih ramah dan sopan dibandingkan dengan satpam pada sebuah perusahaan atau kantor-kantor pemerintahan. Mereka akan berdiri di belakang pintu. Belum sampai kita mencapai muka pintu, mereka sudah akan membukakan dan tersenyum, sambil mengatakan “Selamat siang, ada yang bisa saya bantu” lantas dia akan mengantarkan kita ke tujuan, membimbing dan memberikan informasi secukupnya sampai jelas. Setelah kita selesaipun, mereka akan melakukan hal yang sama tersenyum, mengangguk, membukakan pintu dan mengucapkan terima kasih. Ah betapa bahagianya bila semua aparat di negeri ini seperti satpam bank.

Baiklah itulah goresanku pada hati ini. Hal kecil yangs eringkali kita abaikan, bisa jadi sangat bermakna bila kita melihat dari kaca mata yang lebih jernih serta luas J haduh tangan udah pegel mainan barbell nih, selamat malam guys, malam ini aku akan mencuci pakaian

Belajar Survive dari Bunga Blustru


IMG_5075 - Copy

bunga blustru yang tengah mekar

Hari ini aku tak ingin terlalu banyak curhat tentang kegiatan yang hanya-hanya itu saja, aku bosan mengoceh tentang aku sedang melakukan ini atau hari ini aku begini dan begitu. Padahal aku mulai memahami bahwa menjalani hari itu bukan sekedar apa hari ini yang dilakukan, namun bagaimana memaknai apa yang hari ini dilakukan dan didapatkan. Mungkin dalam ilmu linguistic kita akan dihadapkan pada ilmu semiotic, ya setidaknya semacam itu, dalam hidup pun kita wajib untuk mempelajari semiotic hidup dan kehidupan.

Baiklah, tadi pagi aku melihat beberapa bunga blustru berwarna kuning mekar dengan indah. Kalian tahu blustru? Blustru adalah sejenis sayuran mungkin satu spesies dengan gambas, hanya saja memiliki kulit dengan tekstur halus. Kalau masalah fisik, sayuran ini lebih mirip dengan pare ular, berbintik-bintik gitu. Oke, tapi saya tidak akan membahas masalah macam apa ini tanaman, melainkan habit atau kebiasaan dari bunga blustru yang menurut hemat saya pikirku aneh.

Kalian tahu, bahwa bunga blustru yang mekar pagi ini adalah bunga blustru yang sama dengan bunga blustru yang mekar kemarin pagi dan sama juga dengan bunga blustru yang layu kemarin siang hingga sore. Secara mudah, aku akan menjelaskan bahwa bunga blustru itu akan mekar ketika pagi hari dan melayukan diri ketika siang hari di panas terik.

Lalu apa gunanya aku berbicara berbusa-busa mengenai hal ini? Mungkin bagi kalian ini hanya fenomena alam atau tanaman yang klasik dan tak menarik untuk dibahas. Namun bagiku, karakteristik bunga ini perlu dicontoh oleh orang yang mempunyai kelebihan juga kelemahan. Mengapa aku katakan demikian?

Manusia hendaknya mampu menempatkan diri, manusia hendaknya memiliki strategi dalam hidup ini. Bunga blusru bertahan hidup dengan jalan melayukan bunganya di panas terik siang. Bagiku ini bermakna, bahwa seseorang ada kalanya menunjukkan kelemahannya atau menjadi terlihat lemah. Tak selamanya seserang itu harus terlihat kuat, karena selalu terlihat kuat bisa jadi akan mematikan diri dan kehidupannya. Seseorang ada kalanya merendah dan bepikir untuk seolah-olah tak memiliki daya. Ini adalah strategi hidup. Bayangkan jika seseorang selalu merasa kuat, padahal dia tengah berhadapan pada satu kekuatan yang jauh lebih besar darinya? Maka apa? Arogansi itu mungkin akan membuatnya mati.kadang kita perlu mengalah pada seseorang, mengalah pada takdir, namun yang pasti manusia memiliki waktunya sendiri untuk menunjukkan kekuatan. Manusia memiliki momentnya sendiri untuk menunjukkan segala bentuk eksistensi-nya.

Sekali lagi catatan ini mungkin tak penting, yang penting adalah seseorang harus memiliki strategi untuk mempertahankan hidupnya, tak peduli bagaimana itu dilakukan. Tak selamanya menunjukkan kekuatan itu menguntungkan, ada kalanya kita justru perlu untuk lemah pada situasi dan kondisi yang tepat, karena siapa tahu, kelemahan itu adalah kekuatan kita yang terpendam.

sekali lagi jangan lupa untuk join bersama kami, supaya cepat kaya 🙂
http://www.pedeaja.com/index.php

Kesabaran adalah Raja dari Usaha


Kalau orang mengatakan bahwa hal terpenting dari sebuah usaha adalah tindakan. Maka, sekarang akan kuberikan Anda sekalian sebuah pertanyaan, apakah tindakan itu bukan dari usaha? Jadi hal-hal di luar usaha yang sangat mempengaruhi usaha saya pikir adalah kesabaran. Saya akan mencoba bercerita sedikit, kenapa saya kemudian menuliskan hal ini.

Beberapa hari yang lalu, ketika posisi saya masih di Jogja, saya memiliki keinginan untuk menjajal satu usaha yang memang beresiko, namun menggiurkan juga. Yeps, dengan berbagai pertimbangan, maka saya memilih bisnis online. Dengan biaya registrasi sekitar 150 dan biaya pembelian domain serta berbagai aplikasi senilai 200 ribu, maka total adalah 350 ribu rupiah. Bagi orang dengan keuangan yang cukup sulit semacam saya, boleh jadi ini adalah salah satu langkah yang berani.

Waktu itu, dipikiran saya adalah, kalaupun pada akhirnya nanti saya tidak bisa mendapatkan sesuatu dari ini, yangpenting saya mendapatkan pelajaran, saya bisa tahu seperti apa itu bisnis online, seperti apa domain, dan seperti apa lingkaran bisnis ini berjalan. Well akhirnya saya membeli sebuah domain, dengan nama pedeaja.com

Ternyata melaksanakan bisnis online ini tidak semudah yang saya bayangan, bagi saya kesulitan yang ada justru terkait dengan konfigurasi yang ada di computer dan internet, atau si penjual domain. Astaga langkah-langkah saya rasakan sudah benar, namun begitu akan uji coba, ternyata domain yang saya buat tidak dapat ditemukan. Alhasil, saya menghubungi pengurus domain yang bersangkutan, saya harus mengulang langkah dari awal, karena ada kemungkinan beberapa langkah tidak saya lakukan dengan benar. Wll malam itu saya belum berhasil melakukan uji coba perdana, namun saya yakin, next time, besok kalau sudah di Jogja saya akan mencobanya lagi.

Di sini saya belajar, bahwa semenggiurkannya sebuah bisnis dan hasil yang dijanjikan, tetap harus ada proses, tetap harus ada usaha yang lebih untuk memberikn hasil yang lebih pula. Di sinilah kesabaran menjadi kunci. Kalau tidak sabar, mungkin saya sudah akan stress dan tekanan batin, mencaci maki pengelola yang dituding melakukan penipuan, dan berbagai hal lain yang intinya adalah sikap pesimistis dan anarkis. Kalau ditanya, kenapa saya bersabar? Karena saya memiliki satu tujuan. Mungkin jalan saya itu memang sulit, namun mungkin juga kesulitan itu adalah jalan lain untuk saya mendapatkan apa yang tidak saya pikirkan sebelumnya. Tapi apapun itu, saya merasa, bahwa saya pasti akan sukses.

Sebenarnya pendaftaran saya ke bisnis online pun hanya sekedar iseng, saya nongkrong di depan laptop dan online, bisa lebih dari sepuluh jam per hari, da itu jujur saja saya gunakan untuk hal-hal yang tidak terlalu bermanfaat, melihat berita forum-forum perbincangan, melihat jejaring social, dan kadang juga iseng masuk situs-situs tertentu untuk mecari data. Well, kelihatannya saya melakukan satu pekerjaan, akan tetapi saya menginginkan lebih dari itu,yap sebuah hasil. Entahlah semoga bisnis ini bisa segera berhasil  dan satu per satu mimpi saya bisa teraih dengan segera.

ingin bergabung dengan saya? yuk langsung aja join 🙂
klik aja link ini http://www.pedeaja.com/index.php

Tentang 2 Mei 2013


Selamat Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional), semoga curhatan hari ini cukup mendidik. Namun jujur, sikapku hari ini sangat tidak mendidik. Hehe..

Semua terawali dengan bangun yang kesiangan, kebimbangan di hati yang penuh dilemma antara upacara atau kuliah. Maka kuputuskan untuk tenang-tenang saja sampai hamper jam delapan. Aku tak berangkat upacara, aku lebih memilih kuliah, meskipun kuliah pun ada kecamuk dalam dada. Benarkah pagi ini kuliah dilaksanakan, tidak adakah sedikit semangat untuk memperingati seremonial setahun sekali? Entahlah, setiap pagi aku selalu merasa bahwa absurd menyerang. Berbahaya…

Kampus masih lengang, sepi, seperti rumahku dulu yang penuh dengan sarang laba-laba dan angker. Namun hamper semua temanku sudah dlam posisi menyimak kelas dengan wajah-wajah polos dan lugu. Merekalah calon robot-robot baru negeri ini. Dosen belum juga dating, pragmatic adalah salah satu mata kuliah favorit saja (bukan karena saya pernah bangun kesiangan dan harus mengikuti  UTS susulan), melainkan dengan pragmatis saya bisa menyindir orang tanpa perasaan bersalah dan tanpa dosa. Bukan… tentu saja karena pragmatic adaah hal terdekat dalam hidupku, sekaligus mata kuliah paling realistis yang pernah aku dapatkan. Tak teralu banyak teori, namun aplikatif.

Pukul kira-kira delapan lebih, dosen baru masuk. Aku mahfum, toh yang lebih mneyedihkan, masih saja ada mahasiswa yang lebih terlambat dari itu. Kado terindah hardiknas (kumaknai sebagai upaya menghardik naas di dunia pendidikan). Kami banyak membincang tentang pra anggapan hari ini, sedang celetukkanku soal praanggapan tentang dosen yang tumben masuk, membuat kelas riuh. Jelas, celetukkanku mengarah pada salah satu dosen kami, yang justru terasa aneh kalau ada pengumuman mata kuliah bersangkutan masuk 😀

Well, kelas juga dipenuhi tentang para mantan di kelas kami, tentang pasangan yang hanya beberapa bulan jadian langsung putus, tentang pasangan lainnya yang kini hanya sebatas teman. Ah entahlah,,, aku curiga beberapa di antara mereka masih sangat menyimpan dengan rapat setiap rasa cinta. Bahkan guyonan tentang cinta mampu membuat wajah memerah bak kepiting rebus.. konyol.

Sebelum Duhur menjelang, aku melanjutkan tiga tesisku yang masih tercecer di lantai tiga perpustakaan pusat. Hari ini waktu edikit senggang, aku bisa bergurau dan menghack akun-akun facebook teman. Sekali lagi bahagia itu sederhana teman J

Tak ada yang menarik sepulang itu, kecuali semangkok kecil soto sapi dekat peternakan UGM. Harga soto empat ribu rupiah kupikir pertama kali melihat, adalah hal yang cukup fantastis. Bagaimana tidak itu sangat murah. Namun kekecewaan tertelan, ketika penjual hanya menghidangkan semangkuk cukup kecil (yang lebih mirip gelas), serta satu mangkok berisi dua irisan jeruk nipis. Betapa bedebahnya, tahu seperti itu, aku lebih memilih untuk membeli gado-gado atau semacamnya, aku benar-benar tak puas makan.

Sudah tinggalkan saja tentang makanan menyedihkan itu. Aku hanya rehat di kost tercinta selama sekian menit, itupun kuisi dengan online. Pukul satu aku sudah seperti dikejar-kejar petugas keamanan, aku harus gegas, kaena mata kuliah pelitian pendidikan menanti di kelas. Inilah dagelan tentang hardiknas sebenarnya terjadi. Kami diminta untuk membuat salah satu judul penelitian yang nantinya berorientasi pada pembuatan skripsi. Fakta mencengangkan terungkap, mereka memasukkan kata kendala dalam judul mereka. Kendala implementasi pembelajaran, kendala penerapan RPP, kendala evaluasi, kendala instrument, kendala penerapan kurikulum 2013. Semua serba kendala. Sebenarnya aku ingin menulis lebih banyak lagi dan khusus tentang Hardiknas ini. Namun, kupikir nanti-nanti sajalh, sebab dalam hal kecil semacam proposal penelitian saja kita sudah bisa melihat potret suram pendidikan negeri ini. Maka, hari itu, kusimpulkan satu pernyataan bahwa “Pendidikan Penuh Kedala”.

Selamat menghardik naas pendidikan kawan.. J

Cerita di 1 Mei 2013


Baiklah, selepas hari kemarin sudah kubersihkan sarang laba-laba dan juga mengusir para gelandangan yang tidur di halaman, sekarang saatnya aku membuka bulan Mei dengan semangat yang mungkin membuncah. Kau akan menyaksikan perjalananku hari ini..
Awal bulan seharusnya bisa diawalli dengan hal yang positif. Namun tampaknya hal itu masih jauh panggang dari api. Setelah begadang semalaman karena membuat cerita untuk kalian, aku terbangun kesiangan. Hal keji yang seringkali aku lakukan dan berharap bisa kuubah. Hari ini sebenarnya kuliah dimulai pada pukul, tujuh tepat, namun aku baru menginjakkan kaki keluar kamar sekitar pukul setengah delapan. Kalau saja yang akan mengajarku pagi ini adalah dosen killer maka tak bisa diberi ampun lagi, terlambat setengah jam.
Continue reading