Kereta: Efisiensi, Produktivitas, dan Masyarakat Milenial


Oleh: Okta Adetya

Di era sekarang, kereta api menjadi satu pilihan transportasi yang cepat, aman, dan nyaman. Hal ini terlihat dari berbagai pembenahan yang sudah dilakukan oleh PT. KAI. Sebut saja soal fasilitas di dalam kereta, pembatasan jumlah penumpang, penertiban calo, hingga sistem ticketing. Seiring dengan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi, sebagai transportasi umum andalan, PT. KAI harus terus berbenah terutama dalam hal efisiensi dan fasilitas di dalam kereta.

Terkait dengan efisiensi, boleh diakui bahwa perombakan layanan yang dilakukan oleh perusahaan sudah cukup bagus. Penyediaan tiket berbasis online, pengecekan tiket keberangkatan, dan berbagai upaya lain yang digunakan untuk mengurangi antrian penumpang. Hanya saja, sistematisnya layanan pada kereta api jarak jauh ini, tidak diiringi dengan kualitas layanan pada kereta api lokal. Sering kita jumpai, banyak calon penumpang yang antre lama namun harus kecewa tidak mendapatkan tiket. PT KAI mungkin bisa mencoba untuk menerapkan sistem, yang memungkinkan calon penumpang dapat melihat secara real time, jumlah sisa kuota yang tersedia. Hal ini mempermudah calon penumpang kereta api untuk memilih moda transportasi lain, ketika tiket kereta memang sudah habis.

Masih terkait dengan fasilitas. Saat ini banyak sekali stasiun kereta api yang mengalami renovasi dan perombakan. Akibatnya, jarak antara tempat turun penumpang dengan pintu keluar stasiun menjadi sedemikian jauh. Jika memang memungkinkan PT. KAI bisa mengangkat jasa porter outsourching sebagaimana yang diberlakukan di beberapa airport. Sehingga, jasa porter merupakan bagian dari layanan atau fasilitas stasiun yang terintegrasi. Meskipun demikian, kaitannya dengan fasilitas fisik, saat ini PT. KAI sudah banyak berbenah. Setidaknya beberapa stasiun terasa lebih lapang, nyaman, dan bersih dibandingkan sebelumnya.

Memasuki kereta, berbagai pembenahan juga sudah dilakukan oleh PT. KAI. Bisnis kereta api menjadi salah satu yang bergerak progresif, bersaing ketat dengan industri penerbangan di negeri ini. Satu hal yang menjadi catatan tersendiri adalah soal layanan dan fasilitas pada berbagai kelas yang disediakan oleh PT. KAI. Berbeda dengan beberapa dekade belakangan, saat ini layanan kereta api di Indonesia jauh lebih nyaman, mulai dari pembatasan tempat duduk, tidak adanya pedagang asongan, dan hampir semua kelas kereta menggunakan AC. Berbicara mengenai kelas, maka sejujurnya bukan berbicara mengenai hal yang fungsional, melainkan juga pertaruhan gengsi. Di Indonesia, kereta api dibagi menjadi tiga jenis kelas mulai dari ekonomi, bisnis, hingga eksekutif. Jarak tarif antar kelas lumayan tinggi. Namun perbedaan tarif ini tidak diimbangi dengan fasilitas yang didapatkan. Perbedaan penumpang kelas satu dengan yang lainnya hanya dibedakan pada fasilitas seat yang ada. Atas dasar ini, mungkin perusahaan dapat mempertimbangkan aspek kenyamanan dan benefit yang didapatkan oleh penumpang di kelas-kelas tersebut. Seseorang memilih kelas bisnis atau eksekutif tentu dengan harapan mendapatkan kenyamanan yang lebih bukan?

Masyarakat Indonesia saat ini bertransformasi menjadi masyarakat milenial yang menuntut produktivitas tinggi dimanapun dan kapanpun. Banyak penumpang yang tetap dituntut untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di tengah mobilitas yang tinggi. Kereta pada akhirnya bisa ditransformasi menjadi “kantor” bergerak, yang memungkinkan para penggunanya untuk tidak kehilangan produktivitas, konektivitas, dan aktivitas mobile mereka. Maka, sudah saatnya PT. KAI bergerak mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini bisa dilakukan dengan lebih memperhatikan seat yang memungkinkan penumpang dapat leluasa bekerja menggunakan perangkat notebook mereka, adaptor untuk keperluan charger, serta adanya fasilitas WiFi yang mumpuni, terutama untuk kereta jarak jauh. Kita tentu bisa membayangkan bahwa kereta bukan lagi sebagai tempat yang digunakan untuk istirahat sejenak, melainkan juga sebagai tempat produktif yang nyaman dan homely.

Permasalahan lain yang harus diperhatikan antara lain ketepatan waktu dan juga keamanan. Khusus keamanan, keberadaan Polsuska masih dirasa kurang cukup untuk menjamin keamanan barang-barang bawaan penumpang. Sehati-hatinya seseorang, kadang kejahatan masih bisa terjadi, sekalipun di gerbong eksekutif. Salah satu cara yang efektif bisa dilakukan adalah dengan memasang CCTV di dalam gerbong, yang memungkinkan crew perjalanan dapat memonitor keamanan gerbong secara real time. Sekalipun pada kasus tertentu tidak bisa langsung terselesaikan, namun setidaknya hal ini akan memudahkan investigasi.

Masih kaitannya dengan masyarakat milenial, yang gila akan hal-hal kekinian, maka PT. KAI bisa masuk pada ranah ini sebagai salah satu strategi bisnis. Kereta api bisa dibuat sedemikian rupa, sehingga perpaduan modern dan etnik bisa dipadu untuk mempercantik kesan. Perpaduan ini bisa diaplikasikan pada tampilan luar, arsitektur, maupun fasilitas dalam kereta. Kesan inilah yang sangat mungkin untuk diabadikan oleh para generasi milenial sekaligus menjadi salah satu identitas kebanggaan yang bisa bersaing dengan fasilitas transportasi luar negeri. Bagaimanapun strategi pemasaran lewat media sosial dan viral, jauh lebih efektif dibandingkan jenis strategi marketing yang lain.

Untuk kelas eksekutif, mungkin PT. KAI bisa menambahkan fasilitas intravel entertainment  di setiap seat setara dengan fasilitas inflight entertainment pada pesawat. Intravel entertainment ini memungkinkan penumpang menikmati hiburan berupa film maupun musik yang menjadikan perjalanan anti booring. Sejauh ini kereta kelas eksekutif yang diklaim paling mewah pun, yaitu Argo Anggrek belum memiliki fasilitas ini. PT. KAI bisa menerapkan harga yang sesuai dengan segala bentuk fasilitas dan kenyamanan. Tentu pangsa pasar untuk kelas eksekutif ini pun akan sangat jelas bukan?

Sekali lagi, di era sekarang, moda transportasi berlomba-lomba untuk memberikan fasilitas kelas satu. Sebagai salah satu moda transportasi yang diperhitungkan, sudah saatnya PT. KAI membuat gebrakan. Semoga dengan tagline “Anda adalah Prioritas Kami” menjadikan PT. KAI memiliki spirit baru untuk terus berbenah di usianya yang ke 150 tahun.