Natasha Mannuela dan Bombardir Sentimen


15577931_10154880441744974_1099563862271894796_o

Ucapan Terima Kasih
Sebelum saya menuliskan ulasan ini, maka saya ingin mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: all team yang udah bantu coverage ada si Richard, Ion, Fadhlan, Arya, Ramdan, kontributor kami bang Rendy, lalu untuk para designer yang sudah menjalin hubungan baik dengan kami ada mbak Crystal, mbak Maria Ruth, lalu mbak manager Mbak Agatha yang udah keep kontak, termasuk Acha hoho thank you so much Dear for always keep contac with us during quarantine dan mempertahankan placement 6 tahun berturut-turut, terima kasih juga buat Bunda Sylvia atas kepercayaannya kepada kami untuk memberikan masukan ke Acha, mas Artha dari SMN yang sudah percaya kepada kami untuk membantu di fast track Multimedia, thank you untuk Mas Wendy Masko yang sudah ngasih izin untuk liputan langsung persiapan Acha di Studio RCTI, thank you untuk admin @missindonesia yang selalu berkoordinasi, buat Bapak Nadam Subekti yang sudah membantu tim BWAP luar biasa perjuangannya, buat Francebook thank you udah bantu Acha di modeling, dan tak lupa mas Ervan Wahyudin yang sudah memberikan info-infonya selama di Washington DC. Thank you so much, semoga hubungan baik ini akan terus berlangsung ke depannya. Finally Indonesia we did it!

Tentang Miss World 2016
Miss World 2016 usai digelar, pada 18 Desember 2016, di MGM National Harbor, Oxon Hill, Maryland, Unites States. Ini kali keduanya United States menjadi host country. Acara dipandu oleh Jason Cook, Megan Young, dan Steve Douglas. Adapun partisipan untuk Miss World tahun ini adalah 117 kontestan dengan placement 20. Di sinilah Mireia Lalaguna dari Spain memahkotai penerusnya Stephanie Del Velle dari Puerto Rico.
MW tahun 2016 agak berbeda dengan sistem placement tahun-tahun sebelumnya. Kalau saya amati sistem placement MW tahun ini hampir sama dengan sistem placement di Miss Indonesia. Dalam hal ini pemenang fast track langsung melenggang mulus ke semifinal, sementara TOP 10 mendapatkan pertanyaan dari sesama kontestan. Well this is the result: Miss World: Stephanie Del Valle dari Puerto Rico, 1st Runner Up: Yaritza Reyes dari Dominican Republic, 2st Runner Up: Natasha Mannuela dari Indonesia. Full result lets check: https://en.wikipedia.org/wiki/Miss_World_2016.

Reaksi Kemenangan Acha
Selain mendapatkan 2nd Runner Up Miss World 2016, Natasha Mannuela juga berhasil menjadi winner untuk fast track Beauty With a Purpose, 1st Runner Up untuk fast track Top Model, 2nd Runner Up Multimedia, dan menyabet gelar Continental Queen Miss World Asia (sebagai wakil dari Asia dengan placement tertinggi). Komentar sadis pun langsung dialamatkan kepada Acha, tak hanya itu komentar juga dialamatkan langsung ke instagram pribadi ibu Liliana. Tak cukup di situ negara powerhouse yang gagal melenggangkan wakilnya ke TOP 5 pun membombardir official facebook Miss World dan bahkan mengata-ngatai Julia Morley dengan kata-kata yang sangat kasar (sometimes saya bingung padahal negara ini banyak dibantu oleh MW). Kesuksesan Acha (panggilan akrab Natasha Mannuela ini) menuai kontroversi lantaran national director Indonesia untuk Miss World, ibu Liliana Tanoesoedibjo turut menjadi juri. Beberapa fans pageant menyebutnya tidak fair, cooking show, dan placement Natasha Mannuela sedikit banyak karena campur tangan sang natdir.
Benarkah begitu? Saya akan bersikap objektif untuk ulasan ini. Seorang national director jelas memiliki peranan yang sangat besar untuk kesuksesan anak didiknya. Inilah yang kemudian oleh pageant lovers dinamakan the power of cik Lili. Sometimes, julukan ini yang seringkali bias. Fans pageant mengartikan power sebagai kekuatan politik dan lobi organisasi, sementara saya sendiri mengartikan power sebagai upaya yang dilakukan organisasi untuk mentraining anak didiknya. Kalau saya amati, Yayasan Miss Indonesia memang tidak pernah memenangkan mega favorit, karena yang ditekankan oleh YMI adalah kecerdasan dan attitude serta ketulusan. Ibu Liliana sendiri pernah mengatakan bahwa salah satu hal yang harus dimiliki Miss Indonesia adalah cinta Indonesia, kenapa? Simple alasannya, kalau orang sudah mencintai bangsanya, maka saat transformsi pun dia akan jor-joran untuk membanggakan negaranya. Saya pikir inilah yang kemudian membuat jebolan Miss Indonesia sukses di kancah international. MWO pun sepertinya memiliki penilaian yang sama dalam hal memilih pemenang.
FYI sebagaimana yang disampaikan ibu Liliana dalam konferensi pers. Antara Julia Morley dengan ibu Liliana memang memiliki kedekatan, namun hal ini bukan serta merta penentu placement tinggi Miss Indonesia. Ingat bahwa YMI memilih Miss Indonesia pun atas pertimbangan Julia Morley. Julia Morley memberikan clue-clue tertentu mengenai siapa yang layak dimenangkan. Clue-clue inilah yang kemudian dikejar YMI. Para miss pun bukannya sekedar ongkang-ongkang. Mereka pun bekerja keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Kesuksesan seseorang di pageant dipengaruhi oleh banyak hal, saya percaya bahwa selain kualitas miss, hubungan baik dengan organisasi, serta reaksi media adalah beberapa hal yang menentukan sukses tidaknya seseorang di pageant. Saya juga menyakini bahwa setiap orang yang terpilih di negaranya adalah perwakilan terbaik. Mereka semua berhak untuk menggondol blue crown. Siapapun itu! Masalah siapa yang kemudian dipilih terserah CEO nya dan pemilik pageant. Kenapa? Karena mereka lah yang akan bekerja selama setahun ke depan dengan pemenang maupun runner upnya. Mereka tentu memilih pemenang yang sekiranya mampu menjalankan amanah dengan baik, memiliki perilaku yang baik, dan tentu saja membuat nyaman pemilik pageant tersebut. Buat apa memilih pemenang yang paket komplit di mata umum namun tidak cocok di hati sang empunya? Yakin bisa mengakhiri tugas selama satu tahun?
Lantas mengapa menyebut Acha tidak layak? Apakah karena ada ibu Liliana di meja juri? Seberapa besar sih pengaruh satu orang terhadap belasan juri yang lain? Masing-masing juri memiliki pilihannya masing-masing, kalaupun satu juri memiliki pengaruh, maka pengaruh tersebut tidak terlalu signifikan, meskipun saya percaya bahwa hak veto ada pada Oma Morley. Lantas kalaupun Ibu Liliana memiliki pengaruh yang besar, sebesar apakah? Saya yakin Julia Morley bukanlah orang receh yang bisa dibayar dengan uang untuk menentukan siapa pemenangnya. Beliau tidak akan mempertaruhkan reputasi lebih dari 60 tahunnya. Saya masih ingat bahwa tahun 2013 beliau mengalami kecelakaan yang membuat beliau cidera berat saat sebuah sekolah runtuh dalam kunjungan Beauty With a Purposenya di Haiti bersama Megan Young. Dari sini saya paham bahwa uang tidak bisa membeli beliau. Beliau murni bekerja untuk filantropi. Kalaupun kemudian Ibu Liliana memang memiliki pengaruh yang besar dalam hasil ini, tentu Julia Morley memiliki agenda yang jauh lebih besar daripada sekadar materi. Saya pikir agenda ini adalah tentang visi dan misi Miss World. Julia Morley tentu akan senang mendapatkan miss dari yayasan yang concern dan mendukung apa yang MWO lakukan.
Sebenarnya agak geli melihat adanya petisi yang menuntut transparansi penilaian di Miss World. Kalaupun itu dilakukan, Natasha Mannuela will slay it! Kalau memang transparansi dengan sistem fast track dilakukan, apakah yakin jika Puerto Rico akan memenangkan Miss World, mengingat dia minim place di fast track? Lebih gelinya lagi ketika ada petinggi salah satu yayasan pageant di Indonesia yang ikut menandatangani petisi. Bapak sehat? Bagaimana kalau tahun depan pageant Bapak juga memunculkan penilaian secara transparan? 

Jalan Panjang Menuju Kemenangan Natasha Mannuela
Fans pageant mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan placement Indonesia di Miss World, karena tim YMI akan mentraining pemenangnya dengan baik. Namun Acha bekerja keras mendapatkan placement yang tinggi. Di Top Model, Acha tidak hanya melakukan kelas yang sudah disediakan oleh YMI, dia juga mengambil kelas tambahan dan terus melakukan latihan selama di rumah. Kami tidak heran jika kemudian dia berjaya di sesi Top Model. Kejayaan Acha sudah saya prediksi beberaa hari sebelum fast track ini dilakukan. Di sesi sport, dia berusaha untuk rutin gym, renang, dan melakukan berbagai olahraga lain untuk membuat tubuhnya shape. Di sesi talent, jangan ditanya lagi, sebab Acha sangat berlatih keras untuk sesi ini. Jujur sedikit bikin ketar ketir fans pageant ketika dia tidak place di sesi ini, padahal sebagaimana biasanya Indonesia mengandalkan fast track talent untuk place di Miss World.
Di sesi Multimedia hmmb Acha adalah pendengar yang baik, dia mau mengikuti saran fans pageant, dia juga pembangun hubungan yang baik dengan para pemenang dari yayasan lain. And this years aplikasi yang bikin gondok pageant lovers juga dipakai di Miss World. Mobstar! Damn! Sebenarnya saya pribadi sedikit sinis menanggapi komentar semacam the power of hayati untuk sesi vote. Power of hayati ndasmu! Saya tahu ada fans pageant yang berjuang mati-matian untuk sesi ini, tapi lebih banyak yang pilih kasih soal dukungan. Alasannya macem-macem, begitu Acha dapat placement yang bagus, jiwa-jiwa penjilatnya keluar semua. Tapi dasar hayati kan, sering menyalahkan tapi gak mau disalahkan. Bhaakss…
Di sesi BWAP Indonesia berjuang cukup keras, kami tahu bagaimana dia setiap minggu datang ke tempat BWAP, membuat konsep, dan mengeksekusinya dengan cantik. Alhamdulillah tahun ini BWAP Indonesia hatrick. Semua itu bukan terjadi dengan begitu saja. Semua hasil datang karena kerja keras yang tak pernah pudar. Ingat cerita Mas Ervan, ketika tim sudah capek menjalankan project, tapi Acha justru masih terus semangat menjalankannya. Tak hanya itu project BWAP yang dia lakukan di Sekolah Alam Tunas Mulia (diprakarsai oleh Bapak Nadam Subekti), Bantargebang, Bekasi turut memantik kepedulian pemerintah kota. Saya pikir BWAP yang bagus bukan hanya memberi, namun juga memberikan kesadaran kolektif, berkesinambungan, dan komprehensif. Indonesia memiliki itu!
Saya pribadi tak heran kalau Acha mendapatkan placement tinggi di malam final. Saya sudah menuiskannya dalam status dua hari sebelum malam final, yang intinya Acha akan mendapatkan placement tinggi atau minimal sama seperti tahun kemarin. Dan semua itu benar! Status saya sempat menjadi perbincangan beberapa teman. Kenapa bisa? Saya hanya tertawa saya jawab saya hanya tahu saja. Sekali lagi, Acha place mungkin juga karena campur tangan Ibu Liliana yang telah memfasilitasi Missnya mempersiapkan diri sebaik mungkin. Namun ingat, bahwa Julia Morley tidak akan memilih Miss yang tidak layak. Kelayakan seorang Miss hanya diketahui oleh sang empunya pageant. Selain itu kecantikan, tanpa diimbangi dengan attitude dan juga kerja keras, maka kesuksesan dalam pageant tak akan mungkin didapatkan. Ini MW, kecantikan tidak menjamin placenya seseorang. Indonesia we did it!

Leave a comment