Sapardi Djoko Damono memang dikenal sebagai penyair yang nyeleneh dan selengekan, suka membuat puisi-puisi mbeling. Namun dalam Ayat-Ayat Api, Sapardi tidak terlampau “nakal”. Dia mampu menempatkan proporsi secara bagus. Ayat-Ayat Api sendiri diterbitkan oleh Pustaka Utama Grafiti, Jakarta pada tahun 2006, terdiri dari 54 judul puisi dan 149 halaman. Sebagai ciri khas, Sapardi masih tetap mempertahankan “kenakalan” dengan cara yang elegan, namun tampaknya dalam antologi kali ini dia lebih suka bermain-main dengan makna. Ada kritik yang menggelitik di antara puisi-puisi yang pendek. Selain itu Sapardi juga bermain-main dengan puisi bersambung atau berkorelasi sebagaimana dalam sajak berjudul Sajak Dalam Tiga Bagian, Ayat-Ayat Tokyo, Ayat-Ayat Kyoto, dsb. Lantas da juga hendaknya ingin bereksperimen dengan gaya-gaya penulisan puisi naratif, seperti terlihat dalam karyanya yang berjudul, Sepasang Lampu Beca, Tentang Mahasiswa Yang Mati, 1966, Iklan, dsb. Dia juga mencoba embuat puisi panjang seperti Dongeng Marsinah, membaca puisi Sapardi membuat kita seperti memaca sebuah berita, membaca sebuah paparan yang terkesan rumit. Penggunaan bahasa masih kental dengan makna-makna tersirat, yang cukup sulit untuk dipahami.
Antologi Puisi “Ayat-Ayat Api” oleh Sapardi Djoko Damono
Advertisements
Thanks…
visit iamascout.co.cc
thx
welcome 🙂